24 November 2025 Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan strategis di Istana Merdeka bersama dua tokoh penting Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN): Prof. Arif Satria sebagai Kepala BRIN dan Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN. Keduanya baru saja dilantik pada 10 November lalu, dan langsung menerima arahan penting dari Presiden.
Dalam pertemuan yang turut dihadiri jajaran menteri, termasuk Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Presiden Prabowo menyampaikan dua pesan utama:
Manfaatkan potensi 8.000 periset nasional di bawah BRIN.
Dorong inovasi untuk mendukung program prioritas nasional.
Fokus riset diarahkan ke tiga sektor vital:
Teknologi: satelit, pesawat amfibi, drone, sanitasi, dan filter air.
Energi: baterai, green fuel, dan pengolahan sampah plastik.
Pangan: varietas unggul padi dan jagung.
Arif Satria menegaskan, “Pak Presiden berpesan bahwa BRIN adalah sebuah institusi riset yang sangat penting buat bangsa ini dan diharapkan harus selalu memberi harapan baru dengan temuan-temuannya, dengan inovasi-inovasinya, agar berbagai masalah yang ada di bangsa ini bisa diselesaikan.”
Tak hanya itu, Presiden juga menekankan pentingnya hilirisasi inovasi. BRIN diminta menjalin kemitraan strategis dengan lembaga seperti Danantara dan Agrinas, terutama untuk memperkuat produksi pangan nasional.
“Agrinas adalah partner yang harus benar-benar menjadi mitra dalam hilirisasi, inovasi maupun riset. Sehingga Agrinas Palma, Agrinas Pangan, Agrinas Jaladri ini bisa mendapatkan teknologi terkini untuk meningkatkan produksi pangan. Karena bagi Bapak Presiden, masalah swasembada pangan itu sesuatu yang harus benar-benar diwujudkan, ” ungkap Arif.
Langkah konkret pun disiapkan. BRIN akan membentuk pusat penelitian perikanan tangkap untuk mendukung produksi protein nasional.
“Insyaallah kami akan segera membentuk pusat penelitian perikanan tangkap untuk bisa menunjang target peningkatan produksi untuk protein ini, ” ucap Arif.
Presiden juga menugaskan BRIN untuk memperkuat industri strategis yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti garmen dan sepatu, serta mendorong kemandirian di sektor elektronik.
Di sektor pertahanan, BRIN akan memperluas kolaborasi dengan PT Dirgantara Indonesia, Pindad, dan industri otomotif nasional.
“Saya kira Maung yang sudah diproduksi oleh Pindad ini terus akan diperkuat R&D-nya, ” tutur Arif.
Arif menutup pernyataannya dengan optimisme:
“Ini saya kira momentum yang sangat baik sekali untuk konsolidasi riset dan inovasi nasional, agar ini bisa menjadi pilar bagi kemajuan ekonomi kita.”

Aa Ruslan Sutisna